DEPOK PRABU NEWS.COM Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengultimatum bawahannya yakni Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono (IBH) dan Sekretaris Daerah, Supian Suri (SS) agar focus bekerja dan tak terganggu godan-godan politik.
“Saya berharap wakil wali kota saya dan sekda saya (Imam-Supian,red) serta seluruh pejabat dan ASN Pemkot tetap bekerja secara profesional, jangan sampai terganggu dengan godaan-godaan politik pilkada dan jebakan-jebakan kekuasaan, selama mereka sebagai pejabat pemkot,” ujarnya.
Saat ini Idris mengaku masih fokus dalam pekerjaan sebagai wali kota. Ia juga mengatakan, jika Sekda Depok mau maju di Pilkada Depok menjadi kandidat calon wali kota harus berhenti dari status ASN. Sedangkan IBH maju di Pilkada Depok, bisa cuti saat kampanye sehingga masih bisa bertugas.
“Kalau UUD tidak berubah, Pak Imam Budi Hartono bisa cuti saat kampanye. Jadi masih bisa bertugas. ASN seperti Sekda ya harus berhenti. Misalkan dia mau nyalon kan harus berhenti bulan Agustus. Kalau saya bukan ASN lagi, saya PKS,” katanya.
Dari itu, Idris meminta mereka untuk konsentrasi menyelesaikan program-program RPJMD 2021-2026.
“Tentu sekuat tenaga dan program-program legacy saya, yang secara politis dipangkas masa jabatan saya dengan pilkada serentak yang seharsnya sampai 2026, tapi dibatasi sampai dilantiknya wali kota wakil wali kota terpilih nanti,” jelasnya.
Idris juga menanggapi kabar cawe-cawe yang dilakukan dirinya untuk pencalonan SS di Pilkada 2024.
Ia mempertanyakan apa yang dimaksud cawe-cawe jelang Pilkada Depok 2024 ke partai politik.
“Cawe-cawe Pak Sekda itu gimana dan siapa?. Kalau saya menugaskan Pak Sekda dan Pak Imam wakil wali kota. Masih dinilah, sebab pendaftaran di bulan Agustus, September penetapan,” terangnya.
Maksud cawe-cawe ini, kata dia, diterapkan di pemerintah kota berkaitan dengan pekerjaan.
“Istilah cawe-cawe itu begini, ada program bansos, di Dinsos saya tugaskan khusus Sekda, sebarkan itu cawe-cawe atau program khusus. Itu baru cewe-cawe bansos yang harusnya di akhir tahun tapi dimajukan di Februari (misalnya,red),” pungkasnya.
kang prabu