Bawaslu Antisipasi Ledakan Konflik,Minta Bantuan Warga untuk Ikut Awasi Pemilu

Berita226 Dilihat

DEPOK,prabu news.com Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok, Luli Barlini mengajak warga Depok untuk mengawasi pelaksanaan Pemilu 2024.

“Kami mengajak semua elemen masyarakat di Kota Depok untuk mau mengawasi Pemilu 2024. Sedikit saja informasi, awasi jarimu dinilai sangat berarti baginya. Bawaslu juga mengajak warga untuk memberikan informasi daerah mana saja yang dianggap rawan. Kami siap menerima informasi, jangan sampai diam, tiba-tiba bisa meledak,” ujarnya dalam kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif pada Pemilu 2024.

Jika ada laporan dari warga, lanjutnya, maka masalah tersebut bisa diantisipasi sedini mungkin dan diminalisir. Sehingga pelaksanaan Pemilu 2024 bisa berjalan sukses tanpa ekses.

Selain itu, pemilih pemula di Depok diminta untuk berpartisipasi di Pemilu 2024. Dalam pelaksanaanya, Bawaslu turut menggandeng sejumlah unsur untuk turut mengawasi tahapan demi tahapan Pemilu mendatang.

Dewan Pembina Lembaga Studi (LS) Visi Nusantara (Vinus), Ramdan Nugraha sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif pada Pemilu 2024 mengatakan, mestinya menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya di wilayah Depok ini untuk kemudian bisa melakukan pengawasan partisipatif yang sifatnya bisa dilakukan oleh berbagai unsur.

Menurut Ramdan, peran komunitas dan unsur lainnya justru sangat penting dalam membantu penyelenggara Pemilu dalam mengawasi jalannya tahapan demi tahapan.

“Ada oknum yang notabene mereka tidak terstruktur dalam sebuah kelembagaan resmi negara, tapi kemudian peran dan fungsinya vital dalam mendukung teman-teman penyelenggara peserta Pemilu,” terang Ramdan.

Dalam kesempatan tersebut, peserta sosialisasi itu juga mendapatkan pemaparan tentang polarisasi, hoaks, Daftar Pemilih Tetap (DPT) serta keterikatan politik.

Dampaknya, kata Ramdan, masyarakat bisa saja tidak mengetahui bahwa tetangganya ada yang belum terdaftar dalam DPT. Padahal, menurut dia, temuan itu bersifat krusial.

“Menurut saya, temuan yang sangat krusial. Satu hak suara atau hak pilih hilang itu fatal banget kalau tidak diangkat gitu. Nah, keterikatan politik ini, enggak ada khususnya di teman-teman muda saat ini,” katanya.

Dikatakannya, masih banyak kaum milenial yang pada akhirnya memutuskan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pemilu, namun tidak mengerti tujuannya.

kang prabu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *