DEPOK, Prabunews.com – Acara TEMU RAMAH Ketua DPRD kabupaten Nias Barat Drs. Evolut Zebua dengan masyarakat Nias Barat yang berdomisili di Depok dan sekitarnya digelar di Beji kota Depok Jawa Barat, Minggu 04/12/2022.
TEMU RAMAH tersebut terlaksana dengan baik dan sukses. Meskipun diwarnai dengan pertanyaan yang bertubi-tubi oleh diaspora/Warga Nias kota Depok.
Hal tersebut berawal dari pemaparan kondisi ril Nias Barat oleh Evolut Zebua ketua DPRD Kab. Nias Barat.
Dalam paparan pentolan PDIP kabupaten Nias Barat tersebut menuturkan bahwasanya lonjakan kenaikan kemiskinan akibat hantaman pandemi tahun 2020 yang lalu, kemiskinan capai 29 % atau sekitar 24 ribu jiwa.
Melonjaknya tingkat kemiskinan tersebut disebabkan karena lemahnya pendapatan masyarakat dimasa pandemi dan turunnya harga getah serta penyakit ternak yang terus menerus.
Bukan hanya itu saja, hasil dari sektor pertanian yang kurang baik akibat sulitnya masyarakat mendapatkan bibit unggul dan tidak sanggup membeli pupuk.
Evolut menambahkan, hasil pertanian kita tidak maksimal karena pelaku pertanian tidak benar-benar fokus pada bidang tertentu dan kurang memperhatikan peluang. Contohnya masyarakat kita lebih memilih menanam pohon karet dibanding berladang atau bersawah. Pada hal curah hujan di kepulauan Nias sangat tinggi bahkan capai 265 hari dalam setahun apa lagi harga jual getah yang rendah. Kalau petani kita seandainya tanaman pohon cabe misalnya bisa panen berkali-kali. Pungkas Evolut.
Ketua DPRD Kab. Nias Barat tersebut memaparkan keinginannya untuk mencari investor dan menarik wisatawan datang ke Nias Barat namun hal tersebut sulit karena medan akses jalan dari Gunung Sitoli ke Nias Barat masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi jalan yang rusak salah satu penghambat minat wisatawan datang ke Nias Barat. Wisatawan memang ada yang datang namun selanjutnya berpikir 2 kali untuk kembali datang.
Kami sudah berapa kali mengajukan ke Pemprov Sumut tentang jalan provinsi tersebut segera diperbaiki namun apalah daya, salah satu kendalanya belum ada wakil rakyat kita ditingkat provinsi. Meskipun begitu adanya namun kami bersama PEMDA Nias Barat terus menyuarakan dan mengajukan permohonan pembangunan jalan Gunung Sitoli – Nias Barat tersebut segera diperbaiki.
Dilain sisi kondisi pendidikan di Nias Barat juga menjadi perhatian kita semua dan perlu dievaluasi. Rata-rata lama bersekolah bila dihitung dari jumlah penduduk, setiap orangnya hanya mengenyam pendidikan sekitar 6,9 tahun. Atau pendidikan rata-rata kelas 1 SMP.
Pada hal tenaga pendidik dalam hal ini guru melebihi standard nasional dengan jumlah murid. Standar nasional 1 Guru 20 murid sedangkan kab. Nias Barat 1 Guru 5 murid. Seharusnya anak-anak kita banyak yang mendapatkan bea siswa. Sehingga jumlah pendidik berbanding lurus dengan mutu pendidikan. Saran saya kepada PEMDA agar tenaga pendidik tersebut disesuaikan dengan dengan jumlah murid. Sisanya difungsikan dibidang lain, seperti penyuluh pertanian, perikanan atau melengkapi kebutuhan Staf dibeberapa dinas dan diberi pembekalan ilmu sehingga tidak mubajir disatu bidang. Guru di Nias Barat sekitar 6 ribu orang sementara murid/siswahanya berkisar 10 ribu orang lebih. Hal tersebut disampaikan Evolut Zebua dalam acara TEMU RAMAH di Depok dihadapan ratusan masyarakat Nias Barat kota Depok-Jabar pada Minggu 04 Desember 2022.
Untuk menjawab pertanyaan masyarakat diaspora yang sering menanyakan terkait lambatnya kemajuan di Nias Barat terlebih dibidang infrastruktur. Hal tersebut diakibatkan oleh APBD kita yang minim 700, 6 M. Sedangkan untuk bayar gaji pegawai saja sekitar 50%, belum lagi yang disalurkan keanggaran beberapa OPD, gaji PTT dan Desa. Sedangkan PAD NB hanya menyumbangkan APBD kisaran 2% saja.
Maka dari itu jangan terlalu terburu-buru untuk menyalahkan pemerintah NIAS BARAT jika tidak menguasai data rilnya.
Untuk menambah PAD perlu investor. Menurut saya investor yang sangat diharapkan adalah warga NIAS BARAT yang berhasil di kota besar. Kalau menunggu orang luar Nias Barat harus diperbaiki dahulu infrastrukturnya seperti jalan dan jembatan. Meskipun sering digelar hajatan promosi wisata seperti pesona Aekhula, desa wisata dan festival lainnya. Bilamana jalan penghubung belum diperbaiki maka hal tersebut hanya euvoria sesaat.
Pemaparan Evolut Zebua membuat warga Nias Barat kota Depok gelisah akibat APBD yang sangat minim dan kondisi ril kab.Nias Barat saat ini. Bahkan salah satu tokoh masyarakat Nias Barat kota Depok bapak A. Celsis Zebua mengatakan bahwa kami masyarakat Nias Barat kota Depok siap memfasilitasi masyarakat Nias Barat yang mau belajar/pelatihan diluar Nias untuk memperdalam ilmu dibidang Home industri. Setelah ilmu tersebut telah dikuasai, yang bersangkutan ditarik ke Nias Barat oleh PEMDA dan Bangun Home industri.
Hal ini dapat mensupport penghasilan masyarakat Nias Barat. Bila perlu anak-anak kita yang sudah sarjana dan berprestasi di perusahaan luar Nias kita tarik pulang kampung dan beri gaji yang lebih besar. Keahliannya itu kita adopsi. Sehingga PAD NB naik, Pungkas bapak Celsis Zebua.
Noverli Daeli (A. Lince) dalam sambutannya bahwa kami tetap setia mendukung pemerintah NIAS BARAT sampai 2024 demi soguna Bazato. Siapapun kandidat kedepan kita akan dukung yang memiliki track record yang baik dan Visi misi yang mumpuni tidak hanya slogan belaka. Kami Masyarakat Nias kota Depok tetap bersatu meskipun pandangan politik berbeda, tetapi niat tulus kami untuk kemajuan Nias barat itu yang lebih utama. Persahabatan dan kekeluargaan lebih penting dibandingkan politik belaka. Politik itu dinamis dan ada masanya. Yang paling penting adalah menjalin hubungan kekerabatan dan bersatu untuk mendukung kemajuan Nias Barat. Kalaupun kami mengkritisi pemerintah daerah itu karena kami cinta Nias Barat. “A. Lince Daeli mengakhiri”.
Dalam pantauan media Prabunews.com dalam ruang Dialog dilokasi Temu Ramah tersebut, Ketua DPRD kabupaten Nias Barat Drs. Evolut Zebua dihujani dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Bahkan Evolut sendiri mengaku saya terjebak dengan Warga Nias Barat Depok ini, tajam dan wawasannya luar biasa. Meskipun diluar Nias namun eksistensinya dalam mengikuti secara keseluruhan keadaan Nias Barat luar biasa. Candanya sambil ketawa.
Namun karena kepiawaiannya politisi PDIP Evolut dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh para audiens, sehingga mampu memberi kesejukan dan secercah harapan untuk Nias Barat.
Evolut Zebua menuturkan bahwa telah mencatat semua aspirasi diaspora dan doakan saya akan sampaikan hal ini ke bapak bupati. Dan perlu diingat bahwa DPRD sebagai wakil rakyat bukan pemeriksa ataupun eksekutor.
Fungsi dewan sebagai pengawas dan legislasi serta penyambung lidah masyarakat. Kekuasaan tertinggi ada di eksekuti fKalimat tersebut dilontarkan oleh Evolut ketika pertanyaan yang cukup
tajam dari kaum milenial Ananda Jess pada ruang Dialog dengan menanyakan “kemana aja pak dewan selama ini, dalam 4 periode seharusnya bapak yang paling utama memahami kondisi Nias Barat dari awal pemekaran sampai hari ini, dan tentu sudah melakukan pengawasan dan memajukan NIAS BARAT”.
Sementara moderator dalam Dialog interaktif tersebut Adam Damai Hia, mengaku kewalahan karena tingginya antusiasme penanya dan durasi yang terbatas sehingga gak kebagian semua.
Dalam Dialog tersebut ketua PRM Yusuf Iman (A. Nisca Daeli) mengusulkan untuk meniadakan pergelaran festival sementara waktu, fokus di skala prioritas. Lebih baik biaya festival tersebut di alokasikan ke petani sehingga menyentuh sendi – sendi kehidupan masyarakatnya. Tutur Yusuf Iman selaku Ketua umum Petani Rakyat Mandiri (PRM).
Dalam dialog juga disinggung terkait PLN yang sering padam di NB. Diaspora menyarankan Nias Barat miliki mesin pembangkit listrik sendiri
Dalam pertemuan tersebut dihadiri seratusan masyarakat Nias Barat domisili kota Depok dan sekitarnya. A. Lince Daeli selaku tokoh muda Masyarakat Nias Barat kota Depok mengaku teman-teman yang datang ini sekitar 100-an. Seharusnya lebih banyak yang hadir, namun karena TEMU RAMAH yang kita digelar hari ini dengan Ketua DPRD, informasinya hanya beberapa hari sehingga undangannya hanya melalui japri WhatsApp saja. Ini sebabkan acara TEMU RAMAHnya digelar dirumah kapasitasnya terbatas; tutupnya.
(Relius Eko)