Depok ,prabu news.com Penantian dan harapan warga yang bermukim di Jalan Grand Depok City (GDC) Sukmajaya-Cilodong akan adanya angkutan kota akan segera terwujud.
Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono memastikan hal itu saat melakukan uji coba angkot ber AC yang akan beroperasi di wilayah Depok.
“Jalur GDC akan kami prioritaskan menjadi jalur pertama angkot yang menggunakan AC. Ayo naik angkot!,” ajak Imam, Rabu (15/02/23).
Dikatakan Imam, nantinya angkot di Kota Depok secara bertahap akan menggunakan AC. Hal itu untuk menjawab pertanyaan masyarakat yang menginginkan angkot di Depok menggunakan AC.
“Insya Allah kami akan lakukan Kerjasama dengan PT CAB dan Organda pastinya tahun ini untuk mengubah seluruh angkutan ber AC dan sopirnya digaji oleh PT CAB,” paparnya.
Dari itu, Imam juga meyakinkan kepada pemilik angkot agar tidak khawatir karena mereka tetap sebagai pemiliknya.
“Sopir enggak usah kejar setoran karena tetap akan digaji,” ungkapnya.
Sebelumnya Petugas Dinas Perhubungan Kota Depok menjarig sekitar puluhan angkutan kota pada kegiatan razia dan penertiban di terminal, Senin (07/11/22).
Kepala Seksi Ketertiban dan Perparkiran Dinas Perhubungan, Pandu Wijaya mengatakan, penertiban yang dilakukan kali ini masih bersifat pembinaan dan belum ada penindakan.
Dalam penertiban tersebut, kata Pandu, pihaknya menerjunkan sekitar 20 personel gabungan yang terdiri dari bidang pengujian, tim patroli, petugas terminal hingga para pejabat terkait setingkat Kepala Bidang (Kabid) serta PPNS.
“Artinya, kami lebih menekankan kepada pengecekan kelengkapan administrasi,” ujarnya, kemarin.
Dia menambahkan, pengecekan administrasi seperti STUK (Surat Tanda uji Kendaraan) atau KIR dan KP (Kartu Pengawasan) atau Ijin Trayek. Dari hasil kegiatan penertiban banyak angkot yang kelengkapan administrasi sudah mati alias tidak berlaku atau mati.
“Anggota kami di lapangan menemukan angkot yang KIR nya mati sejak tahun 2018 lalu,” katanya.
Dari hasil di lapangan petugas menemukan pelanggaran seperti lampu sein, rem tidak berfungsi atau mati.
“Ketika ditanya mengapa KIR nya mati, para sopir beralasan pandemi Covid 19 sehingga mereka tidak mau membayar KIR,” jelasnya.
kang prabu